Mengapa Boruto Next Generation Tidak Sesukses Naruto, Ini Alasannya - Mytips.id

Mengapa Boruto Next Generation Tidak Sesukses Naruto, Ini Alasannya


Mytips.id, GEEK 
- Siapa yang tidak tahu Naruto, manga yang populer di akhir tahun 90-an hingga awal tahun 2000an.

Setelah berakhirnya manga yang sudah diadaptasi menjadi anime ini, muncul sekuel dari manga Naruto yaitu Boruto Next Generation.

Namun, sepertinya sekuel yang menceritakan kehidupan Boruto anak dari Uzumaki Naruto bersama  teman-temannya tak sesukses seri manga pendahulunya, Naruto.

Lalu apa saja alasan Boruto tak sepopuler seri manga sebelumnya, Naruto?

1. Karakter Naruto yang dihancurkan.

Seperti yang penggemar Naruto ketahui, Naruto dalam seri Naruto adalah seorang yatim piatu yang mendambakan kehadiran keluarga lengkap.

Naruto juga tak segan-segan mempertaruhkan nyawanya demi ikatan persahabatan yang baru terjalin bersama Sasuke dan Sakura.

Namun, dalam seri manga Boruto, karakter Naruto yang kesepian dan setia kawan hancur menjadi seorang ayah yang tidak peduli dengan keluarganya.

Hal ini terasa tidak masuk akal bagi penggemar Naruto.

Dalam seri Boruto, Naruto menjadi Hokage ke- 7 dan harus menjaga desa Konoha.

Karena kesibukannya ia menjadi tidak perhatian terhadap keluarganya dan jarang di rumah.

Sebenarnya, tak hanya Naruto, karakter-karakter lain seperti Sasuke juga menjadi penelantar keluarga.

2. Karakter Boruto dan teman-temannya yang terlalu OP dibanding ninja era Naruto.

Dalam seri manga Boruto Next Generation, karakter memiliki kemampuan yang sangat kuat dibandingkan karakter di Naruto pada usia yang sama.

Penggemar Naruto merasa karakter terlalu OP (over power) dan di-up secara gila-gilaan.

Dalam seri Boruto, masih menjadi ninja tingkat akademi namun sudah bisa memiliki kemampuan berjalan di air.

Tak hanya itu penggunanan jutsu perubahan elemen, berhasil melawan genin bahkan chunin meski masih akademi.

Sementara pada seri manga Naruto, ninja yang masih tingkat akademi jelas tidak bisa melakukan hal itu.

4. Karakter Boruto yang terlalu mencolok.

Dalam seri pendahulunya Naruto, di luar kisah Naruto kita bisa melihat bahwa setiap karakter sampingan memiliki kisah hidup dan latar belakang masing-masing.

Dan penggemar Naruto juga sangat menyukai dan mengikuti kisah hidup ninja-ninja lain yang bukan karakter utama.

Namun dalam sekuel Boruto, di setiap kasus selalu ada Boruto yang menangani masalah.

Dan teman-temannya hanya menjadi karakter sampingan yang tidak mempunyai porsi cerita mereka masing-masing.

Bagi penggemar setia, cerita Naruto kecil bahkan jauh lebih bagus daripada Boruto.

5. Terlalu damai

Banyak penggemar Naruto berpendapat bahwa keadaan Boruto terlalu damai dan tidak menghadapi musuh sebanyak dan sekuat pada seri manga Naruto.

Naruto hidup dimana musuh masih banyak, dan harus mengalahkan musuh sekuat Pain, Madara, Obito dan lain-lain.

Apalagi saat itu Desa Konoha yang tidak aman dan terancam diserang terus-menerus.

6. Perencanaan yang tidak matang.

Pembuatan Naruto oleh Masashi Kishimoto menghabiskan energi untuk membuat karakternya.

Perencanaan matang dari setiap Arc (busur cerita) memiliki makna filosofis yang mendalam dan makna cerita yang bisa dipetik.

Pembuatan Boruto dianggap hanya sekedar mencari uang yang direncanakan oleh Ikemoto yang sebelumnya sudah ditolak oleh Masashi Kishimoto.

7. Prediksi penulis Naruto yang menjadi kenyataan.

Dari awal tercetus ide melanjutkan serial kelanjutan Naruto, Masashi Kishimoto menentang ide tersebut.

Hal ini dikarenakan Masahi Kishimito takut para penggemar Naruto akan membanding-bandingkan serial Naruto dengan Boruto.

Ia juga takut, apabila seri manga Boruto juga akan menjadi jelek seperti manga-manga lain yang mengusung cerita tentang keturunan.

Dan sesuai dugaan, kontroversi serial Boruto hingga kini masih berlanjut.

Boruto juga memiliki rating yang buruk.

8. Big 3 

Bagi penggemar anime dan manga 90-an pasti tidak asing dengan istilah Big 3

Big 3 merupakan 3 manga paling ikonik dan berpengaruh terhadap kisah manga-manga lainnya.

Big 3 adalah sebutan bagi 3 manga terpopuler terbitan era akhir 1990-an atau awal 2000-an, yaitu Naruto, Bleach, dan  One Piece.

Secara kebetulan ketiganya diterbitkan oleh Shueisha. 

Ketiga manga ini membawa tema cerita yang serupa yaitu persahabatan, kerja keras, pengorbanan dan kemenangan.

Naruto, Ichigo, Luffy sang karakter utama pada setiap manga memulai kisahnya dengan mengumpulkan sebanyak mungkin teman.

Kemudian mereka berusaha keras untuk menguasai kemampuan baru.

Ketiganya juga mengalami pengorbanan untuk menjadi kuat dan berakhir mendapatkan kemenangan.

Big 3 menjadi acuan cerita bagi manga-manga lain untuk membawa tema persahabatan, kerja keras, pengorbanan, dan kemenangan.

Manga-manga setelahnya, terutama genre shonen terbitan Shueisha pun membawa tema ini dalam ceritanya.

Mirisnya, Boruto  yang jelas meneruskan cerita dari big 3, justru tidak membawa konsep cerita big 3.

Boruto memang mempunyai teman seperti Kawaki dan Sarada, namun kisahnya bukan seperti ayahnya yang awalnya tidak diakui dan diremehkan lalu menjadi kuat demi sahabat-sahabatnya.

Bagi penggemar lama, Naruto pasti tahu bagaimana Naruto menjadi kuat dan besarnya pengorbanan untuk teman-temannya.

9. Tidak bisa memainkan emosi pembaca.

Dalam seri Naruto, penggemar sering disuguhkan dengan kisah karakter sampingan yang juga tak kalah menyedihkan dan mengharukan dari karakter utama Naruto sendiri.

Seperti kisah Neji yang sangat membenci keluarga Hinata, namun diceritakan cerita dibalik Neji membenci Hinata karena ia berasal dari keluarga pelayan di klan Hyuga.

Juga kisah alasan di balik Itachi yang membantai seluruh klan Uchiha.

Namun, Itachi tidak membunuh adiknya, Sasuke.

Kisah-kisah yang memainkan perasaan emosi pembaca tak ditunjukkan dalam seri Boruto Next Generation.

10. Plot yang dipaksakan.

Dalam Seri manga Boruto, Kaguya yang dipuja sebagai Dewi Kelinci itu sudah cukup menjadi plot hole.

Tapi, ketika latar belakang tentang Kaguya diperdalam menjadi cerita alien berkasta rendah yang berasal dari Otsutsuki kemudian dibumbui dengan teknologi membuat kisah Boruto kehilangan esensi ninjanya.

Memang betul memadukan cerita ninja dan sains (teknologi) membuat Boruto menjadi cerita yang modern dan mengikuti zaman.

Hal ini akan bagus jika dieksekusi dengan benar, namun sepertinya hal ini belum terjadi di Boruto. 

Terlebih lagi di awal cerita, Boruto dibuat membenci Hokage dan menganggap ayahnya tidak becus mengurus keluarga.

Plot ini adalah kesalahan fatal karena banyak penggemar Naruto yang sakit hati terlebih lagi mengingat bagaimana kerasnya perjuangan Naruto menjadi Hokage.

Meskipun pada akhirnya, Boruto menyadari betapa keras perjuangan ayahnya menjadi Hokage.

Tapi sayangnya adegan atau cerita Boruto  menyadari perjuangan ayahnya ditampilkan sedikit.

Dan beberapa penggemar merasa plot ini tidak mengobati rasa sakit hati mereka.

Itulah alasan mengapa Boruto Next Generation tidak bisa sesukses Naruto.

Meskipun demikian, bagi penggemar Boruto, Boruto adalah kisah Boruto, bukan kisah ayahnya, Naruto.

Boruto dan Naruto adalah dua kisah ninja yang hidup di zaman dan generasi yang berbeda. 

Keduanya tak bisa dibandingkan ataupun disamakan***

Posting Komentar